Teori Pendidikan Behaviorisme

Pernahkah kita berpikir melakukan sesuatu yang melibatkan sesuatu yang lain. Misalnya, air mata kita menangis karena melihat film yang sangat menyedihkan atau kita merasa semangat karena telah mendengarkan kalimat-kalimat motivasi dari seminar-seminar motivator. Setidaknya, kita telah merasa terstimulus untuk melakukan. Dan perlu kita ketahui bahwa hal tersebut merupakan proses pendidikan yang disebut dengan teori behaviorisme.



Sebelum kita mengenal lebih jauh mengenai teori pendidikan behviorisme maka, perlu kiranya kita mengatahui apa itu pendidikan. Pendidikan menurut Jhon A. Laska merupakan sebuah usaha yang terencana oleh pelajar ataupun oleh orang lain untuk mengontrol (memberi panduan, mengarahkan, mempengaruhi atau mengatur) suatu situasi belajar untuk mencapai tujuannya. Maka, dalam pendidikan kita mengenal dengan istilah kurikulum dan metode-metode pembelajaran lainnya, sebagai suatu perangkat dalam proses belajar mengajar.

Corey pernah berkata bahwa proses pembelajaran adalah proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Sehingga, apabila kita berbicara soal behviorisme erat kaitannya dengan tingkah laku yang dihasilkan melalui stimulus dan respon.

Teori ini merupakan teori perkembangan perilaku, dimana kita dapat menilai, dan mengamati dari hasil respon pelajar terhadap suatu rangsangan (stimulus). Kemudian hal tersebut diperkuat dengan adanya umpan balik baik itu positif mau negatif sehingga kita dapat mengarahkannya pada perilaku yang kita inginkan. Selanjutnya, teori behaviorisme ini berkembang menjadi psikologi belajar untuk mengambangkan dunia pendidikan dan pengajaran, kita mengenalnya dengan aliran behavioristik. Tentu saja, behavioristik ini menekankan keberhasilan suatu pendidikan pada tingkah laku pelajarnya.

Posting Komentar

0 Komentar