Puisi merupakan salah satu karya sastra yang sangat populer baik dikalangan masyarakat maupun di kalangan sastrawan. Membaca puisi tentu saja berbeda dengan membaca buku atau membaca koran, membaca puisi perlu memiliki seni dan aturan-aturan tertentu lainnya. Puisi terdiri dari dua hal, yaitu puisi lama yang terpaku pada aturan-aturan tertentu atau yang sering kita sebut "pantun" sementara puisi selanjutnya yaitu puisi baru yang saat ini populer dan sering kali kita bacakan. Penulisannya pun tergolong bebas dan sesuai dengan keinginan penulisnya.
Membaca bait-bait puisi perlu memperhatikan hal-hal tertentu sehingga caranya juga berbeda dengan membaca bait-bait pada tulisan lainnya. Ada banyak karya puisi karya-karya pujangga-pujangga yang dapat kita nikmati bait-bait nya seperti karya-karya Chairil Anwar, Ismail Marzuki, Sapardi Djoko Damono, WS. Rendra, Joko Pinurbo dan lain-lain. Sementara, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi yaitu,
Sebelum Membaca Puisi
Menentukan Puisi
Ada banyak puisi yang dapat kamu baca akan tetapi, tidak semua puisi sesuai dengan karaktermu atau dengan mood dimana kondisi perasaanmu saat ini. Oleh karenanya, memilih dan menentukan puisi yang tepat untuk kamu baca merupakan hal yang wajib dilakukan.
Menyelami Makna Puisi
Selanjutnya, silahkan baca beberapa kali puisi yang kamu pilih. Menelaah setiap kata, dan kalimat pada bait-bait puisi tersebut untuk mendapatkan makna yang sesungguhnya. Meskipun, pada dasarnya setiap puisi memiliki potensi multi interpretasi dalam menerjemahkan maknanya maka, setiap orang yang membaca dapat memaknainya sebagaimana cara ia memandang sebuah kalimat dalam bait puisi.
Saat Membaca Puisi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sehingga orang lain mampu merasakan isi kandungan dari puisi-puisi yang kita baca. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi diantaranya,
Intonasi
Intonasi merupakan tinggi rendahnya suara yang kita keluarkan, maka penting bagi seorang pembaca puisi untuk melakukan hal ini. Ada beberapa suara yang dapat kita gunakan yaitu suara perut (diafragma), suara tenggorokan, dan suara mulut. Agar suara kita memiliki karakter dan tidak mudah lelah atau serak maka, sepatutnya dalam membaca puisi kita menggunakan suara perut.
Artikulasi
Artikulasi merupakan kejelasan pengucapan huruf-huruf pada puisi oleh mulut. Memperjelas artikulasi sangat penting sehingga orang lain yang mendengarkan suara dapat dengan jelas menyerap dan memaknai puisi yang kita bacakan.
Ekspresi
Dalam membaca puisi orang tidak hanya mendengarkan apa yang kita baca, tapi juga melihat pembaca puisinya. Oleh karenanya, pembaca puisi wajib mempelajari ekspresi wajah entah itu senang, sedih, terkejut, marah dan sebagainya.
Gestur
Gestur merupakan gerak-gerik tubuh. Membaca puisi selain, memperhatikan ekspresi atau mimik wajah juga, perlunya memperhatikan gestur atau gerak tubuh. Akan tetapi, tidak perlu berlebihan dalam melakukan gerakan-gerakan karena kesannya akan sangat mubazir atau lebay. Gerak tubuh harus disesuai dengan irama, suasana dan isi makna puisi tersebut.
Tempo
Dalam membaca puisi perlu kiranya kita mengatur tempo dalam membaca, yaitu mengatur kecepatan suara saat membacakannya. Mengatur tempo sangat penting, dalam menentukan kapan kita membaca dengan cepat dan kapan pula kita membaca dengan lambat. Tidak hanya itu, perlu juga diperhatikan tempat-tempat berhenti dan jeda sejenak kemudian melanjutkan membaca.
Mengatur Pernapasan
Membaca puisi perlu mengatur pernapasan, sehingga pembaca tidak cepat lelah dan dapat dengan mudah mengatur emosi dan pernapasan.
Berikut ini terdapat contoh puisi yang dapat kita baca,
Kau ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana
Karya : KH. Mustafa Bisri
Kau ini bagaimana…
Kau bilang aku merdeka
Tapi kau memilihkan untukku segalanya
Kau ini bagaimana…
Kau suruh aku berfkir
Aku berfikir kau tuduh aku kafir
Aku harus bagaimana…
Kau suruh aku bergerak
Aku bergerak kau waspadai
Kau bilang jangan banyak tingkah
Aku diam saja kau tuduh aku apatis
Kau ini bagaimana…
Kau suruh aku memegang prinsip
Aku memegang prinsip
Kau tuduh aku kaku
Kau ini bagaimana…
Kau suruh aku toleran
Aku toleran kau tuduh aku plin-plan
Aku harus bagaimana…
Kau suruh aku bekerja
Aku bekerja kau ganggu aku
Kau ini bagaimana
Kau suruh aku taqwa
Tapi khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu
Langkahmu tak jelas arahnya
Aku harus bagaimana
Aku kau suruh menghormati hukum
Kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin
Kau mencontohkan yang lain
Kau bilang Tuhan sangat dekat
Kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai
Kau ajak aku setiap hari bertikai
Aku harus bagaimana
Aku kau suruh membangun
Aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung
Aku menabung kau menghabiskannya
Kau suruh aku menggarap sawah
Sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah
Aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
Aku harus bagaimana
Aku kau larang berjudi
permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggungjawab
kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bis Showab
Kau ini bagaimana..
Aku kau suruh jujur
Aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar
Aku sabar kau injak tengkukku
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku
Sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku
Aku sapa saja kau merasa terganggu
Kau ini bagaimana..
Kau bilang bicaralah
Aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang kritiklah
Aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya
Aku kasih alternative kau bilang jangan mendikte saja
Kau ini bagaimana
Aku bilang terserah kau
Kau tak mau
Aku bilang terserah kita
Kau tak suka
Aku bilang terserah aku
Kau memakiku
Kau ini bagaimana
Atau aku harus bagaimana
0 Komentar
Terimakasih atas kunjungan anda. Silahkan tinggalkan komentar untuk catatan yang lebih baik lagi.