Pemilu 1997 : Sinyal Keruntuhan Orde Baru

Orde baru memasuki babak terakhirnya dalam penyelenggaraan Pemilu. Tepat pada Pemilu ke-7 sejak tahun 1955 dan merupakan pelaksanaan Pemilu ke-6 di masa orde baru. Pelaksanaan Pemilu tahun 1997 diwarnai berbagai insiden krisis di samping krisis politik juga terjadi insiden krisis ekonomi. Tuntutan untuk reformasi dan mengganti orde baru pun menjadi trending topik di semua kalangan masyarakat. 

 

Pemilu tahun 1997 tetap diikuti oleh 3 peserta yaitu  Golkar, PPP dan PDI. Kemenangan tetap berada di tangan Golkar, diikuti oleh PPP di posisi kedua dan PDI posisi terakhir. Pada dasarnya, PDI mengalami kemerosotan dikarenakan telah mengalami polemik internal. Yaitu terjadinya perpecahan di tubuh PDI dengan terbentuk dua kubu yaitu kubu PDI Soerjadi dan PDI Megawati Soekarnoputri. 

Perpecahan tersebut membuat isu dinamika perpolitikan dengan mendekatnya Megawati kepada PPP. Sehingga pada peristiwa tersebut munculah isu koalisi "Mega-Bintang". Sayang, pihak PPP membantah terjadinya koalisi tersebut. 

Pemilu 1997 layaknya pada Pemilu-Pemilu sebelumnya yaitu memilih anggota DPR dan DPRD tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kotamadya, bukan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dengan memperebutkan 500 kursi DPR. 

Menjelang pelaksanaannya aksi protes mulai mencuat ke permukaan yang dimanfaatkan oleh lawan politik Golkar yang sedikit memiliki keberanian untuk mengkritik rzim Soeharto dengan kekuasaannya. Praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) semakin kentara. Begitu pula dengan komposisi ABRI sebanyak 100 kursi di DPR menjadi perhatian masyarakat, sehingga rezim Soeharto didesak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.Soeharto dengan kebijakannya, mengurangi komposisi ABRI kemudian menjadi 75 kursi dari 100 kursi sebelumnya. Tetapi, tetap saja masyarakat tidak puas dengan kebijakan tersebut. 

Upaya untuk memenangkan kembali Golkar digaungkan pemerintah. Sehingga tidak ayal, jika aksi kekerasan marak terjadi menjelang Pemilu. Entah itu kekerasan antar masa pendukung Partai Politik maupun dengan antara massa pendukung Partai Politik dan aparat keamanan. Semua dilakukan untuk melancarkan kemenangan Golkar pada Pemilu 1997. 

Alhasil Pemilu yang dilaksanakan pada 29 Mei 1997 telah memenangkan Golkar dengan kemanangan 74.51 persen dan berhak atas kursi DPR sebanyak 325 kursi. Kedua, PPP dengan perolehan suara sebanyak 22.43 persen dan berhak atas kursi DPR sebanyak 89 kursi dan terakhir adalah PDI dengan perolehan suara sebanyak 3.06 persen dan hanya berhak atas 11 kursi DPR.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Semoga untuk tahun2 yang akan datang partai2 Islam dapat bersatu untuk memenangkan konstelasi politik di kancah nasional. Jangan mau jadi F2 tapi harus jadi F1

    BalasHapus
  2. Maksudnya mungkin RI 1 hehehe F kode Flat kabupaten Sukabumi.
    Terimakasih

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungan anda. Silahkan tinggalkan komentar untuk catatan yang lebih baik lagi.