Pemilu 2014 : Jokowi Bersinar Maju Jadi RI 1

Ajang pesta demokrasi lima tahunan ini di gelar di pertengahan tahun 2014. Seperti pada Pemilu sebelumnya Pemilu 2014 dilaksanakan dengan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Periode 2014-2019. Susilo Bambang Yudhoyono selaku petahana Presiden Republik Indonesia periode 2009-2014 tidak dapat mencalonkan kembali menjadi Presiden karena dihalangi oleh Undang-Undang. 

 

Pada Pileg 2014 di ikuti oleh 12 partai politik, dua diantaranya Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) menjadi peserta pemilu yang paling bontot setelah gugatannya di kabulkan oleh PTUN. Diantara 12 partai politik nasional ini, hanya 10 partai saja yang melaju ke parlemen karena dua diantaranya tidak melampaui ambang batas 3.5 persen. 

Sementara Pileg yang dilaksanakan pada 9 April 2014 tersebut telah melahirkan PDI Perjuangan sebagai pemenang Pemilu tahun ini, dengan perolehan suara sebanyak 18.95 persen dan berhak atas 109 kursi di DPR. Sementara pada urutan kedua dan selanjutnya, adalah Golkar, Gerindra, Demokrat, PKB, PAN, PKS, Partai NasDem, PPP, dan Partai Hanura. 

Beda halnya dengan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014. Telah menuai sejarah baru, yaitu kemunculan sosok Joko Widodo yang sangat fenomenal dan membuka harapan baru di ranah perpolitikan bangsa Indonesia. Bagaiamana tidak? Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi tersebut namanya kian melambung setelah menang dua periode pada Pemilihan Wali Kota Surakarta dengan suara telak. Kemenangannya kian menjadi sorotan setelah Jokowi berkontestasi di DKI Djakarta dan menang pada tahun 2012. 

Rupanya hal tersebut membuatnya sangat bersinar setelah didapuk oleh Megawati Soekarnoputri ketua PDI Perjuangan menjadi Bakal Calon Presiden Republik Indonesia di pasangkan dengan Jusuf Kalla. Sementara rival pada kontestasi politik ini adalah Prabowo Subianto yang merupakan Jendral Kostrad pada era rezim orde baru dan pernah juga mendampingi Megawati Soekarnoputri pada saat Pemilu 2009 lalu. 

Disamping itu, poros ke tiga atau poros tengah tidak bisa dibentuk setelah Golkar menentukan sikapnya untuk merapat kepada Prabowo Subianto dan meninggalkan Partai Demokrat yang semula menjadi Pemenang pada Pemilu 2009. Karena posisinya pada urutan ke empat pada Pemilu Legislatif dengan perolehan suara 10.19 persen tidak cukup baginya untuk mengusung bakal calon Presiden dari Demokrat. Alhasil, Demokrat merapat ke kubu Prabowo subianto sebagai partai pendukung. Meskipun, Presiden SBY berupaya untuk bersikap netral terhadap Pemilu yang tengah berlangsung tersebut. 

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden telah menemukan kandidatnya yaitu Parbowo Subianto - Hatta Rajasa pada nomor urut satu dan Joko Widodo - Jusuf Kalla pada nomor urut dua. Pilpres dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014 telah mengantarkan Jokowi-JK sebagai kepala Negara dan Pemerintahan Republik Indonesia. Jokowi - JK memperoleh dukungan dari masyarakat Indonesia dengan meraup suara sebanyak 53.17 persen sementara pasangan Prabowo - Hatta mendapat suara sebanyak 46.85 persen. Kendati demikian, kubu Prabowo merasa tidak puas dengan pelaksanaan Pemilu 2014 tersebut, dan menduganya cacat hukum. Maka, Prabowo - Hatta melakukan langkah konstitusional melalui MK. Setelah MK menolak sepenuhnya gugatan Prabowo maka, kemanangan mutlak bagi pasangan Jokowi - JK.

Posting Komentar

0 Komentar